Jumat, 20 Maret 2009

Hong Kong, Perpaduan Kemegahan & Klasik


OKEZONE.COM, (21/03) HONG KONG, sebuah kota yang tidak pernah tidur. Memang julukan itu tepat diberikan pada kota bekas jajahan Inggris ini. Betapa tidak, kota ini selalu disibukkan dengan ingar-bingar kehidupan, mulai fajar merekah hingga malam menjelang.

Maklum saja, kota berpenduduk 7 juta jiwa ini merupakan salah satu pusat segala kegiatan di kawasan Asia. Bukan hanya pusat perdagangan, Hong Kong juga terkenal dengan pusat mode dan industri di Asia. Namun, keindahan Hong Kong tidak hanya berhenti pada aktivitas itu semata. Di balik hirukpikuknya, ternyata Hong Kong menyimpang segudang pesona yang mengundang kekaguman wisatawan.

Daerah Administratif Khusus Hong Kong merupakan satu dari dua daerah yang merupakan bagian dari negara Republik Rakyat China, satunya lagi adalah Makau. Pada 1 Juli 1997, daerah ini secara resmi diserahkan Pemerintah Inggris kepada China.

Hong Kong menikmati otonomi da ri Pemerintah RRC seperti pada sistem hukum, mata uang, bea cukai, imigrasi, dan peraturan jalan yang tetap berjalan di jalur kiri. Hong Kong terdiri dari Pulau Hong Kong, Kowloon, dan New Territories jika diurutkan dari selatan. Di sebelah utara New Territories terdapat Kota Shenzhen di seberang Sungai Sham Chun (Sungai Shenzhen).

Hong Kong memiliki 236 pulau di Laut China Selatan. Di mana Pulau Lantau merupakan pulau terbesar, dan Pulau Hong Kong yang kedua terbesar dengan populasi terbesar. Pulau yang paling padat adalah Ap Lei Chau. Semenanjung Kowloon menempel ke New Territories di utara, dan New Territories menempel ke Tiongkok daratan di seberang Sungai Shenzhen.

Hong Kong memilik i perpaduan topografi yang sempurna. Perbukitan berada di tengah-tengah kota ini. Kemudian dikelilingi dengan kemegahan gedung-gedung pencakar langit, dengan ratusan jalan layang (flyover) yang membelah kota, dan terakhir dibatasi pantai nan indah.

Perpaduan unik inilah yang justru menjadi daya tarik wisatawan, selain penataan kota yang cukup rapi, bersih, dan teratur. Ditambah lagi, perpaduan seni pengelolaan kota antara barat dan timur menjadikan Hong Kong memiliki ciri khas tersendiri.

Begitu menginjakkan kaki di Hong Kong, akan terasa nuansa kota bisnis dan perdagangan. Deretan pertokoan dan perkantoran yang menjulang tinggi akan menemani jalan kaki kita menikmati suasana kota yang tidak pernah tidur ini. Bagi para pencinta shopping, akan dipuaskan dengan segala m acam barang kebutuhan kelas dunia di kota ini. Semua barang dagangan tersaji di deretan pertokoan itu.

Meski demikian, tidak ada kesan kumuh yang bisa tergambarkan dari kota ini. Bersih dan rapi, hanya gambaran itulah yang bisa terucap. Tidak ada sampah berserakan, apalagi puntung rokok bertebaran di jalanan. Terlebih saat menyusuri jalanan di Kota Hong Kong, kesan rapi dan bersih akan semakin terlihat.

Jalanan Hong Kong tidak selebar di Jakarta. Hanya terdiri atas ruas jalan berlawanan arah yang tidak terlalu lebar, berukuran sekitar 4 meter per ruas jalan. Tepat di sampingnya ada trotoar yang berukuran dua meter bagi para pejalan kaki. Disambung kemudian, gedung-gedung pencakar langit yang m engesankan sempitnya tata ruang Hong Kong.

Meski terkesan sempit, tidak ada kesan semrawut dalam penataannya. Tidak ada macet, polusi, atau bahkan antreanpanjang angkutan kota (angkot). Sekelas taksi pun, tidak diperkenankan berhenti terlalu lama di ruas-ruas jalan itu. Taksi hanya diperkenankan berhenti untuk menaikkan dan menurunkan penumpang saja.

Begitu tertib sehingga membuat kesan sempit menjadi luas dan lapang. Tidak ada angkutan kota (angkot), maupun motor beroda dua.Yang ada hanya taksi, sejenis busway, dan trem. Motor beroda dua yang diizinkan pun harus berkategori motor gede dengan volume di atas 500 cc.

Kecanggihan teknologi di HongKong terlihat dari pembangunan gedung-gedung pencakar langitnya. Sangat mengagumkan ketika melihat sekelompok gedung pencakar langit bertengger di lereng-lereng perbukitan Kota Hong Kong. Dengan ketinggian gedung yang bisa dikatakan hampir mengalahkan tinggi bukit itu sendiri, teknologi yang luar biasa. Belum lagi, gondola-gondola yang bertebaran di atas puncak bukit-bukit kota itu. Gondola ini merupakan salah satu sarana transportasi yang menghubungkan puncak antarbukit di Hong Kong.

Namun, begitu sedikit menepi, memasuki zona pantai dan lautan kota ini, kesan megah sedikit hilang. Justru kesan klasik yang terlihat di sana. Pantai-pantai Kota Hongkong dihiasi dengan berbagai perahu tradisional, baik itu milik nelayan, maupun khusus disediakan untuk turis. Berbagai pelabuhan pendaratan perahupun sudah disiapkan di berbagai lokasi pariwisata. Dengan begitu, aka n memudahkan para wisatawan yang akan berkunjung dari satu lokasi wisata ke lokasi lainnya menggunakan perahu.

Ditambah lagi, beberapa lokasi yang tetap dipertahankan ketradisionalannya, seperti kampung nelayan dan pasar tradisional Lei Yu Wan. Meski dikatakan tradisional, tetap terkesan modern. Tidak ada bau amis ataupun becek di kampung itu. Meski para warganya juga menjual berbagai macam hasil laut seperti ikan, udang, dan kerang. Namun, ada sedikit perbedaan penyajian penjualan di pasar tradisional itu dengan pasar-pasar tradisional di Indonesia. Hasil laut disana dijual secara hidup dan ditempatkan di akuarium-akuarium khusus. Kebersihan pun tetap dijaga sehingga akan membua t pengunjung nyaman.
(sindo//tty)

0 komentar:

Posting Komentar