Minggu, 22 Maret 2009

BI Bagikan Informasi Prospek Usaha Debitor

OKEZONE.COM, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) akan melakukan pembagian informasi (share) mengenai prospek usaha debitor melalui Kantor BI yang ada di seluruh Indonesia. Kebijakan bank sentral ini bertujuan agar bank tidak takut memberikan kreditnya kepada calon debitor. Deputi Gubernur BI Hartadi A Sarwono mengatakan BI akan bertindak sebagai mediator informasi antara debitor atau pengusaha kecil yang memerlukan dana dan orang yang memberikan dana atau bank. Pemberian informasi tersebut sudah termasuk dengan tingkat risiko usahanya dan rekam jejak (track record) usaha.

"Kami share risikonya. Mungkin itu yang paling penting BI juga mejelaskan mengenai track record dan kegiatan usaha. Saat ini setiap orang melihat setiap usaha dianggap berisiko, meski ada juga yang usahanya masih bagus. Untuk itu pentingnya BI menjadi mediator untuk memberi informasi," jelasnya belum lama ini. Hartadi mencontohkan usaha rumput laut di Kupang yang tidak semuanya terkena krisis seperti agribisnis maupun pertanian. Contoh usaha yang strategis lainnya tersebar di seluruh Indonesia namun pengusaha tidak mendapat akses perbankan karena minimnya informasi yang ada. "Usaha agrikultur rumput laut di Kupang tidak terkena krisis dan tidak terkena pengaruh permintaan global. Usaha-usaha semacam ini bank jangan sampai tidak memberikan kreditnya dan BI bisa melakukan share di KBI di seluruh nusantara," pungkasnya.

Presiden Direktur BII Ridha Wirakusumah mengatakan pemberian kredit oleh perbankan nasional sebenarnya sudah berjalan, namun jumlahnya belum seperti yang diharapkan pemerntah. "Pemberian kredit itu sebenarnya cukup lumayan jika dibandingkan dengan negara-negara lain," jelasnya kepada wartawan di Jakarta, belum lama ini. Kendati demikian, Ridha memahami masih tingginya suku bunga kredit menjadi kendala penyerapan kredit dan perbankan membutuhkan waktu untuk melakukan penyesuaian dengan BI Rate saat ini sebesar 7,75%. Menurut Ridha, tingkat bunga acuan BI Rate bukanlah satu-satunya indikator bank dalam menurunkan tingkat suku bunganya dan masih ada lagi faktor lain, seperti cost, jumlah nasabah, serta berapa besar bank mengambil fee dari nasabah. Selain itu yang harus diperhatikan adalah obligasi pemerintah yang memberikan return yang tetap tingg "Ibarat masak, garam bukanlah satu-satunya bumbu yang digunakan. Begitu juga BI Rate, karena masih harus dilihat faktor lain. Tapi seharusnya, diturunkan juga bon-bon pemerintah yang lainnya," pungkasnya. (Tomi Sujatmiko/Sindo/jri)

Mas Anjar: Baik sekali kalau BI mau share info tentang ini. Pengusaha di daerah lebih mudah mengakses dana kalau bank-bank di daerah tau kalo tidak semua sektor terdampak krisis. Ini bentuk komunikasi yang bagus dari BI ke Bank lain dan Masyarakat. Asal, BI mampu untuk menjaga kerahasiaan data debitur, bisnis riil akan tumbuh pesat, saya yakin itu.

0 komentar:

Posting Komentar